Kamis, 29 Juli 2010

industri mete karangmojo





Kecamatan Karangmojo merupakan salah satu sentral penghasil jambu mete. Maka tak mengherankan jika pohon jambu mete menjadi salah satu tanaman yang mudah ditemukan di kecamatan Karangmojo. Menurut pengakuan warga Karangmojo hasil produksi jambu mete di daerah ini sangat berlimpah. Namun jambu mete tidak berbuah sepanjang tahun. Melainkan hanya pada musim kemarau.

Saat masa panen tiba, satu pohon jambu mete bisa menghasilkan hingga berkilo-kilo buah jambu mete. Yang oleh warga Karangmojo dikumpulkan di sentral produksi mete di masing-masing dusun. Seperti yang dilakukan di dusun Bulu, kelurahan Karangmojo. Di masa panen, saat buah mete berlimpah, warga mengumpulkannya dan menjualnya dengan harga borongan ke industri rumah tangga yang bergerak pada produksi kacang mete.

Senin, 12 Juli 2010

MEMASAK DENGAN LIMBAH JAMBU METE


Jambu mete adalah jenis jambu yang tidak enak dimakan. Bijinya memang bermanfaat untuk diolah menjadi kacang mete. Namun bagaimana dengan daging buahnya? Setelah diambil bijinya untuk dibuat mete, ternyata daging buahnya dibuang begitu saja. Karena tidak bisa dikonsumsi, ya akhirnya hanya menjadi limbah. Sayang sekali… Namun mulai sekarang STOP MEMBUANG DAGING JAMBU METE!!! Karena daging buah jambu mete dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan energi alternatif bioetanol.

BIOETANOL adalah bahan bakar yang terbuat dari bahan alami. Seperti dari singkong, gadung, sagu, kulit nanas, kulit pisang, tetes tebu, juga daging buah jambu mete. Nah, karena terbuat dari bahan alami, tentu bioetanol lebih ramah lingkungan, dan tidak bersifat merusak alam. Bahan-bahannya pun tersedia di sekitar kita, mudah dibuat, dan tentu lebih ekonomis.

Kelebihan bioetanol
1. Perbandingan penggunaan bioethanol dan minyak tanah adalah 1:3
2. 100 cc bioetanol bisa untuk memasak selama 40 menit
3. Api berwarna biru sehingga tidak menghanguskan alat masak
4. Bahan bakar dari bioetanol tidak berbau
5. Kompor tidak mudah meledak
6. Mudah dipadamkan dengan air


Cara pembuatan bioetanol:
Pertama-tama limbah jambu mete dihancurkan, dijadikan bubur. Setelah hancur, bubur itu dicampur ragi agar menghasilkan glukosa. Proses ini akan menghasilkan bahan baku bergula. kemuadian dilanjutkan dengan proses destilasi untuk memisahkan unsur etanolnya. Dari proses ini maka diperolehlah bioetanol dengan kadar alkohol rendah. Kemudian produk bioetanol dimurnikan dengan menggunakan gamping. Setelah proses ini selesai, kita bisa segera memanfaatkannya sebagai bahan bakar untuk memasak.